Kamis, 26 Agustus 2010

Hari bahagia.

Di sepanjang senja kita berjalan menuju rumah biru. Jalan yang sama kadang terlewati. Tetapi kita tak pernah bosan dengan pemandangan yang ada.
Kedua tangan kita tetap tergenggam erat seakan tak mau dilepaskan lagi. Bunyi-bunyi riuh kembang api menghentakan pandanganku ke arah senyumanmu. Dan aku mencoba menyelamimu. Hanya berpandangan saja. Tanpa seribu bahasa. Tapi tak biasanya kita bergandengan tangan cukup lama sekali. Entah apa yang ada di dalam diri kita. Seakan tak'kan ingin terpisahkan.
Bertemu muka hanya sesekali. Mendengar nada suaramu yang selalu terdengar renyah, seakan ingin memberitahukan padaku apa saja yang kau lakukan hari ini.
Dan masih, kami hanya berpandangan saja. Menatap mentari yang sama, mencium aroma tanah basah yang sama, menyelami mimpi-mimpi indah yang menjadi inpian bersama.
Kita tetap bergandengan tangan hingga ujung jalan yang terlihat itu. Hanya berpandangan dan tersenyum mesra. Menanti hari bahagia itu tiba.