Kamis, 13 Mei 2010

Foto Sebagai Media Dokumentasi dalam Kehidupan Manusia

Apa yang menjadi referensi visual kita sehari-hari adalah bahasa gambar. Dan bagaimana perspektif kita melihat dunia, kini terbentuk oleh gambar-gambar yang terlihat dalam perkembangan budaya visual sekarang ini. Fotografi adalah salah satu medium yang memegang peranan penting dalam perkembangan kultur visual.
Ketika image ( photograph ) mampu mewakili kebenaran dan realitas dibandingkan dengan kata-kata ( text ), maka 'keseharian' yang direkam oleh kamera dan kemudian image yang dihasilkannya sejalan dengan perkembangan teknologinya dalam menampilkan citraan-citraan telah menjadikannya representasi dari realitas untuk masyarakat. Tapi sejauh mana fotografi dapat merepresentasikan realitas, dan juga realitas yang seperti apa, menjadi hal yang layak dilihat kembali dan dipertanyakan kembali.

Fotografi memiliki sebuah fungsi; pertama sebagai medium untuk merekam kenyataan (ketidaknyataan) dan kedua sebagai medium ekspresi artistik. Secara kodratnya sebagai alat perekam, fotografi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan keseharian dan perkembangan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat.
Fotografi memperlihatkan kepada kita kehidupan urban, kehidupan secara alami, modernitas, wajah orang-orang, landscape, culture, fashion, kegembiraan, kesedihan, perang dan perubahan dalam masyarakat.

Sebagai media perekam, fotografi menjadi representasi dari memori. Melalui perekaman memori-memori, fotografi menjadikan apa yang telah lalu bercampur dengan waktu yang sekarang, menyatu dengan kekinian. Di setiap kehidupan manusia, fotografi merupakan media yang penting untuk mengungkapkan tentang " ada ". Yang dimaksud dengan "ada" adalah di saat kita berada di dalam selembar foto pada suatu kejadian dan orang lain dapat melihat diri kita pernah berada di dalam kejadian atau kenangan tersebut.

Menurut buku yang saya baca, yang ditulis oleh Karren Strassler, mengatakan bahwa fotografi dibedakan menjadi dua bagian yaitu fotografi dokumentasi sebagai rekaman (record) dan fotografi dokumentasi sebagai arsip.

Yang dimaksud dengan fotografi dokumentasi sebagai rekaman (record) adalah tentang sejarah awal masuknya fotografi pada zaman masuknya pasphoto yang dilakukan oleh orang China-Indonesia di Jawa, zaman hindia belanda di Indonesia, lalu tentang pasphoto (foto identitas diri) yang digunakan sebagai dokumen resmi, fungsional membuat ijazah.
Sedangkan yang dimaksud dengan fotografi dokumentasi sebagai arsip adalah pengumpulan foto-foto yang berada di dalam dompet ataupun foto-foto yang dipajang di ruang keluarga sebagai arsip umum dan arsip pribadi.

Sejarah masuknya fotografi di Indonesia yaitu awal mulanya pada tahun 1951, foto identitas sebagai gambar yang memiliki kenangan digunakan oleh komunitas orang China-Indonesia yang ada di Jawa. Foto identitas itu digunakan pada waktu upacara pemakaman orang China-Indonesia dengan format pasphoto yang standar dan terbingkai. Foto identitas itu dibawa pada proses pemakaman dan dipajang dekat peti mati sampai akhir upacara pemakaman. Jika mayat tersebut sudah terbakar dan menjadi abu, barulah bingkai foto identitas tersebut akan digantung di dinding. Biasanya ditaruh di depan kamar. Dan pada rumah China-Indonesia bingkai foto itu akan dipajang didekat altar persembahyangan.

Yuwono seorang foto jurnalis China-Indonesia, menjelaskan:
" ketika seseorang meninggal dunia dan mereka menggunakan foto, ketika orang meninggal dunia lalu dibakar menjadi abu, mereka membawa fotonya. Memajang foto tersebut sebagai pengingat, maksudnya adalah memberika penghormatan kepada yang telah mati".

Untuk mencapai pengertian tentang sebuah foto bukanlah suatu hal yang mudah. Sejauh ini usaha yang paling baik adalah apa yang dikatakan oleh Wilson Chicks.
Esensi dari sebuah foto adalah: " I was there, I saw it happen, it was like this".

Rabu, 12 Mei 2010

LELAH

Hampir setengah terpejam, dengan tubuh penuh jeruji.
Mengapa tak ada kata penyemangat yang selama ini selalu terdengar....
Tubuhku semakin lama semakin menipis lapisannya, karena kau tak mengerti betapa lelahnya diri ini.
Biar kusembunyikan semuanya.... Hanya sendiri.
Tak ada penghargaan dalam "sebuah nama panggilan", yang ada cuma "reflek"?
Anggaplah aku sebagai teman biasa saja....daripada kau melemahkan jiwaku yang hampir mati ini!

sedih rasanya....rasanya sedih sekali....

Jakarta,17.10.50
12 Mei 2010.

Sabtu, 08 Mei 2010

Atap Langit bernama Hujan.

Tadi sore, aku mencium aroma tanah basah yang tersiram hujan. Ah harum sekali aromanya. Seperti wanginya rotinya yang terpanggang. Ingin sekali aku bermain hujan ditemani bayangan berwarna-warni. Aku melihat hujan turun ke bumi lama sekali, sambil kusesaki aromanya menyentuh bulu-bulu hidungku yang sensitif. Menakjubkan.
Selepas hujan berhenti, aku terdiam dan berbicara sendiri dalam hati. "Kenapa kamu berhenti hujan?". Aku masih ingin melihatmu menemani soreku yang dingin ini. Teringatku pada suatu ketika, saat ku masih muda dulu.
Aku suka bermandikan hujan di bawah atap langit. Dan dengan riang gembira aku tertawa sambil membuka mulutku selebar-lebarnya, agar aku dapat merasakan air hujan yang turun dari langit. Hmmm...rasanya hambar.
Tapi tak mengapa, rasa penasaranku akan rasa air hujan sudah kudapatkan. Tak perlu mencari lagi, setidaknya aku pernah mencobanya.
Lalu aku mendengar suara Ayah memanggilku, agar segera masuk ke dalam rumah. Ah, aku sedih, Biarkan aku tetap bermandi hujan dengan tanganku yang masih menggenggam bunga sepatu berwarna merah, Aku ingin menari sambil berputar dan berputar, hingga aku terjatuh dengan bahagia bersama hujan.
Ayolah ayah, biarkan aku sebentar saja bermandikan cahaya hujan......

Jumat, 07 Mei 2010

MIGRAIN MERACAU

Diri ini begitu lelah mengamati banyaknya jejeran kata-kata yang memusingkan. Resah sekali. Kapan ini akan segera dimulai? Aku ingin segera melakukan perjalanan Jiwa! Haus akan rasa ceria dan tawa bahagia.
Lepaskan semuanya idea!!!
Biarkan pikiran terburukmu yang lepas dan menjauh dari dirimu. Jangan biarkan kamu tertatih rapuh dan akhirnya menjadi untaian air mata.

Trilogi Tiga Kota

Jakarta...
Solo....
Semarang...
bersama sang surya, rembulan dan lukisan langit yang membentang luas di angkasa biru...
indah sekali...
sepeti sebuah cerita yang tak pernah dibayangkan sebelumnya...
berjalan dengan penuh keriangan dan sebuah pengharapan...
warung kopi bersama dengan sepeda onthel tua, bersama menyusuri jalan temaram di kota pecinan yang berisi semua romansa...
Trilogi tiga kota yang tak pernah bisa dilupakan.

Guratan Teras Mendung

Di halaman kumuh kau melihatku dengan tatapan kosongmu...
mengoyak semua pakaian yang ada pada tubuh kecilmu...
menyibakkan rambut panjang yang tak tersisir.

meski mendung mulai menghinggap
kau tetap berdiri terpaku di hadapanku...

"aku adalah jiwa-jiwa gelap dalam tubuhmu"

tak pernah kau uraikan segelintirpun kata-kata ...
hanya untuknya tentang mimpi-mimpi malam.
bias dan tak berbuih.

Dan tersenyumlah...
biarkan sisi gelapmu menemanimu.
meski rumit dan tak berujung,
sisi putihmu akan slalu setia menjagamu.

Rumah Biruku

Rumah Biruku,
Seiring dengan langkahku berjalan..
Berada di tempat-tempat penuh dengan harap dan cinta.
Bertemu dengan sepasang pecinta yang baru saja turun gunung dan membawa bunga edelweis emas kekuningan...
Melengkapi semua indera perasaku,membahagiakan jiwa ragaku...

Bersama para sahabat, keluarga dan orang terkasih...
Memberikan senyuman yang dapat menyejukkan jiwa.

Biarlah waktu yang akan menjawab semua kesabaran ini.
Hingga nanti kau sadar bahwa rasa itu tulus dan murni...
Bahwa dengan ikhlas mengarunginya bersama dengan kuat dan bersahaja.
Membuatku menyatu bersama dedaunan di musim semi.

Kamis, 06 Mei 2010

Mark Hayden,the inspirator

Gradasi Cinta Abu-abu

Temaram aku terdiam di antara ribuan jarak yang memisahkan.
Rusak karena terbengkalai lalu membiarkannya membusuk secara perlahan.
Rasanya diri ini hancur dan tak berbentuk.
Hanya memuai berubah menjadi abu-abu.

Rela dan tak rela...
Benci dan keras kepala...

Sisi ruang jiwa yang kosong karena terbuai musim gugur berwarna kekuningan
Dan meruntuhkan segala amarah yang ada.
Hanya ada aku dan jarak. Bayangan birumu tak pernah muncul kembali....
Yang ada hanya warna abu-abu. Dan hanya itu!

Menggeliat ku di tepian surau,
Membuka mata batin pada seruni alam yang berbisik sore itu...
Meski dipenuhi kabut tipis yang tak bisa menghilang.
Dia berkata dengan lirih: "masuklah ke dalam pikiran kecilmu, niscaya kamu akan yakin apa yang akan kamu dapatkan".

Kembali merenung dan berpikir keras....
Kemanakah kaki ini akan melangkah?
Mulai menjauh??? Atau semakin mendekat????

Jakarta, 17.15, 6 Mei 2010
-Idea-

Selasa, 04 Mei 2010

Rupa dan Bayangan

Hingar bingar suasana kota membuatku jengah, sesaat terjadi sebuah cerita.
Tak mengapa tak terduga...
Dia bagaikan sesosok bayangan semu yang kadang datang dan tenggelam
satu persatu bagian dari bayangan itu mulai terlihat...
Mulai dari wajahnya yang kukira sangat mencerminkan kedamaian
dan tangannya yang mulai menggambar sebuah kisah perjalanan yang tak henti mengarah.
Masih tak tahu bentuknya seperti apa
Masih tak mengerti sentuhannya seperti apa
Masih tak mengetahui arti dirinya seperti apa...
Karna dia hanya sebuah rupa dan bayangan...
Apakah itu semua fatamorgana?
Ataukah benar-benar sebuah nyata?

I wish that shadow is you...

Untaian Benang Merah

Pernahkah kau berpikir...
bagaimana semuanya dapat terjadi?
kamu bertemu aku di suatu kota yang penuh rindu...
dan menjalin persemaian persahabatan dengan indahnya...

peluh dan perih keringat telah kita lewati bersama...
tawa dan riang telah menyatu menjadi satu...

aku tak'kan pernah lupa akan janji kita
di balik bukit biru, kita memotret kabut senja ditemani dengan padang ilalang coklat.
kamu akan menunggu semua kenangan itu kembali..meski harus seribu tahun lagi...

benang merah kehidupan telah bergulir
aku,kamu dan mereka masih sama...
hanya guratan kecil di bawah kelopak mata yang berubah...
mengisyaratkan waktu yang telah berjalan dengan cepatnya...

sahabat jiwa...
kembalilah pulang bersamaku...
menjelajah bagian-bagian kota yang terhempas
dan menari bahagia.

Short Term Memory

Pernahkah aku ingat saat pertama aku menginjakan kaki kecilku di tanah yang lembab? Sambil menelusuri padang ilalang yang panjang dan berangin. Dia dan aku melangkah bersama dengan tangan tergenggam dan tersenyum bahagia.
Riak harap pada sebuah lembaran kisah biru, menyeruak bias kelesuan pikiran dan amarah.

Aku masih seperti dahulu
Suka berbagi bahagia bersamamu
Aku masih suka bermain hujan
Sambil membawa bunga matahariku...

masa keciku, berlari dan berlari menyusuri setapak jalan membentuk jejak kaki berpendar kelabu. Ribut dan terhuyung sendiri.
Sial. Masa kecilku sudah tak kuingat sama sekali...atau malah terlupakan sama sekali.
Padahal dulu mereka bilang aku seperti boneka dan berwajah malaikat, tapi tak satupun yang tersisa di balik kerak otakku.

Masa laluku, tak ingin kudapati dirimu berenang-renang berputar menenggelamkan aku.
dan membuatku mati membisu di tengah lapang yang tak berujung.

Memori jingga yang kudapati hari ini lebih indah dari biasanya...lebih tersentuh seperti mekarnya lavender di sahara..yang tak mungkin menjadi mungkin. Yang hilang, akhirnya aku menemukannya kembali.
Meski hanya punggungmu yang terlihat di tepian bersama mentari...
Tapi ingatan bahagiakulah yang membangkitkan jiwaku agar bertahan pada satu tujuan.

Jakarta.
#Momentum Jingga 3#

Risalah hati

Tak usah kau ungkapkan padaku, betapa bunga itu harum baunya...
Tak usah kau perlihatkan padaku bahwa jejak kakiku hanya berupa lima centimeter panjangnya...
Rasakan dan reguklah semua rasa yang bisa kau rasa..
Meski hanya sedikit yang bisa kau torehkan pada kertas jingga yang berisi kerinduan hati...
Biarkan foto dirimu terpatri di ingatanku...

Aku hanyalah bayangan semu yang memaparkan semua fakta...

Ontologis bias yang menyejukkan hati...biarkan pikiranmu terbuka dan bebas lepas melayang di atas awan biru.

Risalah hatiku....Sendiri....

Sunyi

Malam mulai larut,yang ada hanya pemandangan kota yang dingin.Gedung pencakar langit yang ganas pada saat terang,sekarang hanya tenggelam di balut cahaya lampu kota yang menawan.

Ketika kata berucap tanpa tanya dan makna,mampukah kamu menangkap semua imaji yang tertuang didalamnya?.

Bukan hanya aku,tapi juga kau yang mengisyaratkan suatu langkah.
Untuk terus maju ke depan atau kembali ke putaran masa lalu.
Sudah yakinkah engkau akan jawaban hati?.

Membiru

lepas kendali dan penat hati...
Berujung jeruji dan membiru kelabu...
Derap langkah diuji hingga ujung samudera...
Menyayat dan merasuk mimpi....

Resahku sendiri,
ya hanya sendiri...
Tak bisakah kau menemaniku,
sambil menyeduh teh di pagi hari

Saat raut mukaku sudah mulai menua,
Dan kamu pun tertatih melihat kegelisahan hatiku...

Titik-titik hujan tak mampu memudarkan rasaku yang perih ini
Timbul...tenggelam...timbul...tenggelam...
lalu mati membiru.

Jingga

Laksana tembok tua berwarna kelabu,menorehkan lumut-lumut kecoklatan yang pupus oleh masa.
Di hari itu,kita bertemu,mengikat janji untuk tumbuh menjadi akar yang kuat.
Janji jingga yang indah,menuai semua asa dan melukiskan semua kata.
Kamu,aku dan semerbak aroma peta-peta kota yang terhempas lelah.
Jangan biarkan kita lupa janji jingga di bukit itu,ingat itu ya...


 #Momentum Jingga 2#

Seruni

Saat jarimu menyentuh ujung jariku.
Kilauan separadis hijau tercermin dilaut keyakinan...
Ribuan jarak terpisah,hanya tergambar imaji raga yang menanti...
Tubuh ini dipenuhi selaput tebal di setiap incinya.Mengguratkan kemasan kotak tua yang tak berbentuk wujudnya.
Menjadikannya sebuah mozaik mimpi. Ringan seperti kapas dan renyah seperti melodi.

Beyond Of Memory and Imagination

Sebuah kenangan akan selalu terpatri di dalam ingatan setiap manusia.

Entah itu kenangan yang indah, menyedihkan, menyenangkan ataupun kenangan yang tidak dapat diungkapkan sekaligus. Semua itu merupakan sebuah pengalaman dari indrawi yang tidak dapat kita pisahkan atau kita hilangkan dari tubuh dan pikiran kita. Tapi pernahkan kalian berpikir darimana kita bisa merasakan pengalaman dari ingatan yang pernah terjadi?
Apakah kita bisa mengubah jalur dan arah dari ingatan yang terjadi? apakah kita dapat menciptakan sebuah ingatan yang tidak ingin di kenang?
Menurut Annette Kuhn dalam buku yang berjudul Family Secret, Acts of Memory and imagination. Dia mengatakan bahwa penelitian tentang hubungan antara teks dan ingatan berkolerasi antara ingatan dan masa lalu, ingatan dan waktu, ingatan dan tempat, ingatan dan pengalaman, ingatan dan gambar, serta ingatan dan ketidaksadaran manusia.
Seperti semua pertanyaan yang telah saya ajukan, apakah kita dapat mengubah jalur dan arah dari ingatan yang terjadi?

Menurut saya, siapapun bisa mengubah ingatan yang terjadi dengan cara ingatan tersebut diisi oleh ingatan yang lain. Misalnya, ketika anda memiliki pengalaman di masa lalu ketika anda kecil yang tidak menyenangkan, anda bisa melihat ketika anda sekarang sudah dewasa, apakah anda dapat mengingatnya kembali? ataukah anda berusaha untuk tidak mengingatnya? karna, di dalam alam bawah sadar kita terkumpul banyak kenangan dan banyak kejadian. Maka dari itu, ada beberapa yang harus kita perhatikan untuk mengangkat ingatan tersebut menjadi sebuah ingatan masa lalu yang pernah terjadi.
Bisa dengan cara melihat album foto ketika kita masih kecil atau bertanya kepada sanak saudara seperti apakah kita sewaktu kecil dulu. Apa yang sering kita lakukan sewaktu kecil, kejadian apa sajakah yang kita lalui.
Seperti halnya dejavu, sepertinya di alam bawah sadar kita pernah melakukan kejadian tersebut dan dengan tidak sengaja kita juga mengucapkan kata-kata seperti: " kejadian ini sepertinya pernah aku alami!". Karna ingatan kita terhubung dengan masa lalu dan masa sekarang, oleh sebab itu seakan- akan kita pernah mengalaminya.

Lain halnya sebuah imajinasi, imajinasi adalah sebuah perandaian atau impian yang kita harapkan atau kita cita-citakan agar menjadi sebuah kejadian yang " real" dan dapat terjadi.
Ketika seorang anak berimajinasi, aku ingin menjadi seorang guru. Dengan cara dia melafalkan sebuah kalimat tersebut, itu berarti dia telah bercita-cita atau berharap untuk menjadi seorang guru. Dan ketika semua imajinasi terbentuk dari sebuah keinginan dan pengharapan, maka di alam bawah sadar kita, kita ingin agar semua itu harus bisa terwujud.
Dan karena manusia itu mempunyai akal dan pikiran, maka dari itu kita berusaha dengan segenap hati untuk bisa mewujudkannya. Segala cara dengan belajar, berdoa, meningkatkan hubungan dengan sesama manusia yang lain, browsing, dan selalu semangat serta memiliki optimisme yang tinggi bahwa kita mampu, yakin dan bisa mewujudkan impian kita.
Karna mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia. Dan sebuah pengharapan untuk menjadi manusia yang manusiawi.
Apakah kamu mempunyai sebuah impian?
apakah kamu sudah bisa mewujudkannya?
Raih dan Capailah impian terbesarmu^_^

Kelana

Serpihan matahari pagi masuk ke dalam jendela besi di kereta tua,
Menarik sebuah benang merah perjalanan...
Saat rengkuh memudar di depan mata.
Lalu sepi terhunus terendapkan masa.

Aku menapaki perjalanan antar jarak yang tak terhingga.
Menyusuri bukit yang dipenuhi warna hijau yang indah.
Bersama kereta tua yang selalu setia.
menyongsong hari-hari dengan penuh makna.

Ini bukan hanya tanda baca atau kiasan.
Ini adalah perjalanan jiwa yang terbebas dari semu.
Lepaskan pedih dalam ingatanmu...
Berkelanalah bersamaku.

Jakarta, 3 Mei 2010.
#Momentum Jingga 1#